Modul IV - PIC 16F877A


Modul IV

Mikrokontroller PIC 16F877A

1. Tujuan     [kembali]
  1. Merangkai dan menguji output pada mikrokontroller PIC 16F877A 
  2. Merangkai dan menguji input pada mikrokontroller PIC 16F877A 
  3. Merangkai dan menguji aplikasi I/O pada mikrokontroller PIC 16F877A 
2. Landasan Teori     [kembali] :

A. Mikrokontroller PIC 16F877A

Mikrokontroler PIC16F877A merupakan salah satu mikrokontroler dari keluarga PICmicro yang popular digunakan sekarang ini, mulai dari pemula hingga para profesional. Hal tersebut karena PIC16F877A sangat praktis dan menggunakan teknologi FLASH memori sehingga dapat di program-hapus hingga seribu kali. Keunggulan mikrokontroler jenis RISC ini dibanding dengan mikrokontroler 8-bit lain dikelasnya terutama terletak pada kecepatan dan kompresi kodenya. Selain itu, PIC116F877A juga tergolong praktis dan ringkas karena memiliki kemasan 40 pin dengan 33 jalur I/O.


Anggota keluarga PICmicro buatan Microchip Inc. cukup banyak. Ada yang menggunakan FLASH memori dan ada pula yang jenis OTP (One Time Programmable). Mikrontroler dari keluarga PICmicro yang popular, antara lain PIC2C08, PIC16C54, PIC16F84. Agar lebih mengenal PIC16F877A, berikut ini diberikan fitur-fitur penting yang terdapat pada PIC16F877A.

  1. RISC CPU yang mempunyai performance tinggi
  2. Hanya 35 jenis instruksi yang perlu dipelajari
  3. Semua instrujsi mempunyai siklus tunggal kecuali untuk instruksi percabangan.
  4. Kecepatan Instruksi: DC – 20 MHz clock input DC – 200 ns instruction cycle
  5. 8K x 14 words of FLASH Program Memory, 368 x 8 bytes of Data Memory (RAM) , 256 x 8 bytes of EEPROM Data Memory
  6. Pinout compatible dengan PIC16C73B/74B/76/77
  7. Interrupt (14 sumber interrupt)
  8. Delapan level hardware stack
  9. Direct, indirect dan relative addressing modes
  10. Power-on Reset (POR)
  11. Power-up Timer (PWRT) dan Oscillator Start-up Timer (OST)
  12. Watchdog Timer (WDT) dengan on-chip RC oscillator
  13. Programmable code protection dan Fully static design
  14. Power saving SLEEP mode
  15. Selectable oscillator options
  16. Low power, high speed CMOS FLASH/EEPROM technology
  17. In-Circuit Serial Programming (ICSP) hanya dengan dua pin
  18. Single 5V In-Circuit Serial Programming capability
  19. Processor read/write access to program memory
  20. Wide operating voltage range: 2.0V to 5.5V
  21. High Sink/Source Current: 25 mA
  22. Commercial, Industrial and Extended temperature ranges

Deskripsi Pin Pin
Mikrokontroler PIC16F877A di produksi dalam kemasan 40 pin PDIP (Plastik Dual In Line) maupun 40 pin SO (Small Outline). Namun yang banyak terdapat dipasaran adalah kemasan PDIP. Pin-pin untuk I/O sebanyak 33 pin, yang terdiri atas 6 pada Port A, 8 pada Port B, 8 pada Port C, 8 pada Port D, 3 pada Port E. Ada pula beberapa Pin pada mikrokontroler yang memiliki fungsi ganda.



Organisasi Memori
Memori pada PIC16F877A dapat dipisahkan menjadi dua blok memori, satu untuk memori program dan satu untuk memori data. Memori EEPROM dan register GPR didalam RAM merupakan memori data, sedangkan memori FLASH merupakan memori program.



B. SEVENT SEGMENT


Layar tujuh segmen ini seringkali digunakan pada jam digital, meteran elektronik, dan perangkat elektronik lainnya yang menampilkan informasi numerik. Layar tujuh segmen ini terdiri dari 7 buah LED yang membentuk angka 8 dan 1 LED untuk titik/DP. Angka yang ditampilkan di seven segmen ini dari 0-9. Cara kerja dari seven segmen disesuaikan dengan LED. LED merupakan komponen diode yang dapat memancarkan cahaya. kondisi dalam keadaan ON jika sisi anode mendapatkan sumber positif dari Vcc dan katode mendapatkan sumber negatif dari ground.

Berdasarkan cara kerjanya, tujuh segmen dibagi menjadi 2 bagian:

1. Common Cathode
Cara kerja dari seven segmen common katode akan aktif pada kondisi high "1" dan akan off pada kondisi low "0".


2. Common Anode
Cara kerja dari seven segmen common anode akan aktif pada kondisi low "0" dan akan off pada kondisi high "1".




3. Tugas Pendahuluan    [kembali]
Kondisi 2 Percobaan 4 :Bila ditekan switch pada pin 1 akan muncul sevensegmen down counter 9-0

Screenshoot :







4. Flowchart    [kembali]







5. Listing Program    [kembali] 
void main(void)
{
  PORTB=0x00;              //Deklarasi PORT B dengan kondisi awal LOW
  TRISB=0x00;              //Deklarasi PORT B secara keseluruhan sebagai OUTPUT
  PORTD=0x00;              //Deklarasi PORT D dengan kondisi awal LOW
  TRISD=0xFF;              //Deklarasi PORT D sebagai OUTPUT dan INPUT
  
  s:
  while(1)                 //Fungsi perulangan
  {
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x6F); } else { (PORTB=0x00); goto s;}          //menyatakan bahwa Port B menampilkan angka 9
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x7F); } else { (PORTB=0x00); goto s; } // Menampilkan angka 8
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x07); } else { (PORTB=0x00); goto s; } // Menampilkan angka 7
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x7D); } else { (PORTB=0x00); goto s; } // Menampilkan angka 6
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x6D); } else { (PORTB=0x00); goto s; } // Menampilkan angka 5
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x66); } else { (PORTB=0x00); goto s; } // Menampilkan angka 4
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x4F); } else { (PORTB=0x00); goto s; } // Menampilkan angka 3
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x5B); } else { (PORTB=0x00); goto s; }  // Menampilkan angka 2
       delay_ms(100);
       if(PORTD.RD1==1){ (PORTB=0x06); } else { (PORTB=0x00); goto s; } // Menampilkan angka 1
       delay_ms(100);
       PORTB=0x3F; // Menampilkan angka 0
       delay_ms(100);
 }
}

6. Video Simulasi Rangkaian    [kembali]


7. Analisa Hubungan Rangkaian dan Program    [kembali]
   Pada percobaan ini dilakukan menggunakan mikrokontroller berupa PIC 16F877A, dimana PIC ini menggunakan bahasa C sebagai bahasa standar pemrogramannya serta menggunakan software khusus bernama MicroC untuk mengcompile nya menjadi HEX agar dapat dibaca oleh PIC.    Setelah itu dilakukan perangkaian reset serta crystal pada rangkaian, tak lupa PORTB dan PORT D dihubungkan pula ke PIC. PORT B bertindak sebagai output yang akan aktif ketika HIGH. Setelah itu ketika PIC membaca input dari user berupa switch 1 maka PIC akan merespon untuk mengcounter UP dari 0-9 yang dioutputkan melalui PORT B tadi.    Ketika user mendadak menghidupkan switch 2, seven segment akan berhenti mengcounter UP dan seven segment akan langsung mati.


8. Link Download    [kembali]
  1. File HTML : Download
  2. File Proteus : Download
  3. Video Rangkaian : Download
  4. Video Rangkaian : Download
">

Posting Komentar